Tanggal 20 Januari 2009, dunia menonton peristiwa sangat langka di Amerika. Inagurasi Presiden Amerika ke 44 bernama Barack H.Obama dihadiri tiga mantan Presiden Amerika; Jimmy Carter, Bush, Clinton serta lebih dari tiga juta warga Amerika memadati Capitol Hill. Inagurasi ini merupakan perayaan paling mewah, karena menghabiskan biaya tidak kurang dari,5 triliun, dan dimeriahkan antara lain oleh Aretha Franklin dan komposer kenamaan John William. Tidak ada yang baru dalam pidatonya di acara inagurasi itu, kecuali kata rendah diri, humble.Amerika harus bisa rendah diri dan bekerja sama dengan negara lain. 1
Bill Clinton pernah mengatakan; It’s economy, stupid. Maksudnya kemenangan Obama bukan karena dia piawai berpolitik tapi Amerika sedang krisis ekonomi. Sebelum itu, Amerika juga mengalami krisis kepercayaan terhadap pemerintahan George Bush. Bagaimanapun, kemenangan Obama atas John Mc Cain menegaskan bahwa Obama pantas menjadi presiden. Dilihat dari perspektif lain, kemenangan Obama merupakan kemenangan seorang motivator yang pandai berpidato.
Menarik memperhatikan Obama memotivasi masyarkat di dalam pidato-pidatonya; “…Anda dapat merubah kebijakan yang menimbulkan kerakusan dan pengabaian tanggung jawab orang-orang kaya diatas kerja keras dan pengorbanan orang miskin….Anda dapat memilih kebijakan yang berinvestasi di kaum menengah, menciptakan lapangan kerja dan menumbuhkan ekonomi sehingga setiap orang memiliki kesempatan sukses ….Anda dapat mengahiri politik memisahkan negara hanya untuk memenangkan pemilihan ….Anda dapat memberikan negara ini suatu perubahan yang kita butuhkan.”
Di kesempatan lain Obama mengatakan; “Ini merupakan kesempatan kita untuk membuat perubahan. Dan perubahan itu tidak akan terjadi jika kita melakukan dengan cara yang sama. Perubahan itu tidak akan terjadi tanpa Anda, tanpa semangat pengabdian baru dan semangat pengorbanan baru. Mari kita mengumpulkan semangat patriotisme baru, …… Untuk orang yang mengatakan kita tidak bisa, maka kita akan menjawab dengan semangat baru; Ya, kita bisa”
Untuk mengesankan bahwa Obama memiliki persepektif yang sama dengan perspektifrakyat Amerika, Obama mengatakan; “Saya tahu! Saya tahu apa yang Anda pikirkan.” Kalimat itu memiliki misi memenangkan keraguan Amerika, meyakinkan rakyat Amerika bahwa Obama seorang pragmatis, bukan seorang pemimpi. Tak bisa disangkal bahwa Obama pandai beretorika. Dia tidak menyebut American Dream untuk menumbuhkan motivasi tapi dia menggantinya dengan American Promise.
Pidato-pidato Obama terinspirasi oleh pidato-pidato presiden Amerika sebelumnya. Tetapi tampaknya “I have a Dream” dari pidato Martin Luther King pada 23 Agustus 1963 di Washinton merupakan inspirasi terbesarnya. “Saya bermimpi. Suatu impian dari mimpi Amerika. Sayabermimpi, suatu saat bangsa ini akan bangkit dan menggerakan kesejatian azasnya. Kami meyakini kebenaran ini bahwa semua manusia diciptakan sederajat”.
Dalam situasi yang gamang dibutuhkan motivasi. Krisis yang mengharu biru rakyat Amerika menyebabkan mereka membutuhkan motivasi untuk membangkitkan semangat baru. Barack Obama menjawab keinginan mereka dengan slogan Change We Need sehingga mendorong rakyat Amerika menggantungkan harapannya di pundak Obama. Menurut French dan Raven; Motivation is the set of forces that cause people to behave in certain ways. Motivasi adalah sesuatu yang mendorong seseorang untuk menunjukkan perilaku tertentu. Peletakan kata Change diawal slogan, yang sudah pasti dipikirkan secara seksama efeknya oleh Jon Favreau, penulispidato Obama yang masih berusia 27 tahun, sehingga memberikan dorongan lebih kuat kepada inti dari slogan itu sendiri daripada jika diletakan diakhir; We Need Change. Sebelumnya, ketikarakyat Amerika rindu kepada seorang pahlawan yang tangguh, Silverter Stalone menjawab kerinduan itu dengan tokoh Rambo dan Rocky sehingga memotivasi kepercayaan rakyat Amerika bangkit kembali terhadap Rusia.
Maslow mengatakan ada banyak faktor untuk memotivasi orang, antara lain uang atau kebutuhan pokok lain. Maka tidak heran jika banyak calon pemimpin memberikan sembako atau amplop kepada rakyat, tetapi ingat, tindakan itu selain menyalahi aturan juga merupakan motivasi eksternal. Motivasi eksternal dapat berubah sewaktu-waktu, dan kalau uang yang dijadikan sebab motivasi itu muncul maka ongkos untuk mempengaruhi pemilih sangat mahal.
Motivasi harus mampu menggerakan hati agar menimbulkan tindakan. Hillary Clinton pesaing paling kuat Obama dalam konvensi. Tetapi setiap perdebatannya dengan Obama, Hillary kurang mampu membangkitkan semangat Amerika. Begitu juga John Mc Cain lebih banyak melecehkan Obama ketimbang memposisikan dirinya sebagai calon presiden. Kampanye Hillary dan Mc Cain kering motivasi. Meskipun ada, motivasinya hanya menyentuh pikiran saja, belum sampai ke hati. Obama memotivasi rakyat Amerika sampai ke hati mereka. Hasilnya adalah orang termotivasi akan tahu, pecaya, yakin dan membenarkan untuk melakukan suatu tindakan. Dalam hal ini, rakyat Amerika membenarkan pilihannya kepada Obama, sebab mereka percaya dan yakin bahwa Obama adalah seorang pemimpin untuk suatu membuat perubahan.
Indonesia pernah memiliki seorang motivator sekaligus orator yang kemampuannya jauh diatas Barack H. Obama bahkan John F Kenedy sekalipun. Dia adalah Bung Karno. “Negara Indonesia bukan satu negara untuk satu orang, bukan satu negara untuk satu golongan, walaupun golongan kaya. Tetapi kita mendirikan negara semua buat semua, satu buat semua, semua buat satu”.
Sebelum terlambat, sebaiknya calon pemimpin yang akan menduduki kursi kepresidenan harus menyadari kekuatan motivasi dan mengirimnya sampai ke hati rakyat. Masih ada waktu untuk belajar dari keberhasilan Obama.
Jakarta, 26609
Jakarta, 26609
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Your comment