Senin, 15 Juni 2009

Apakah Learning Disability?


Susan

Pada usia 14 tahun, Susan masih cenderung pendiam. Sejak kecil dia sangat tertutup sehingga orang kadang-kadang lupa bahwa ada dia disana. Dia kelihatan tenggelam kedalam dunianya sendiri. Ketika dia berbicara, dia sering keliru menyebut nama barang. Dia memiliki sedikit teman dan kebanyakan bermain dengan bonek atau adik perempuannya. Di sekolah, Susan tidak suka membaca dan berhitung karena belum mengerti huruf, angka atau operator bilangan.Dia merasa sedih terhadap dirinya. Dia dikatakan menderita keterbelakangan mental.

Wallace

Wallace berusia 46 tahun,dan masih kesulitan mengerti apa yang dikatakan seseorang. Ketika dia remaja, baginya banyak kata yang terdengar sama. Ayahnya mengajarkan nama-nama barang berulang-ulang dengan sabar. Tetapi ketika ibunya menjadi pemabuk, ibunya sangat marah dan memukulnya karena tidak mendengar. Wallace memiliki masalah dengan pengucapan, gurunya kadang-kadang tidak mengerti dia. Ketika teman sekolahnya mengatakan bahwa dia tolol, dia mengepalkan tangannya.

Dennis

Dennis berusia 23 tahun dan masih kelihatan begitu kuat. Tetapi dia selalu kelihatan sebagai lelaki yang terlalu aktif, kadang-kadang melompat-lompat di sofa beberapa jam sampai dia terjatuh kelelahan. Di sekolah menengah, dia tidak pernah duduk tenang. Dia suka mengganggu pelajaran. Tapi dia bersahabat, penuh pengertian, maka orang dewasa tidak marah kepadanya. Masalah kemampuan akademisnya terbukti ketika dia dikelas tiga,ketika gurunya menyadari bahwa Dennis hanya mengerti beberbapa kata dan tulisiannya seperti murid kelas 1. Gurunya menyarankan dia mengulang kelas agar dia lebih mampu mengerti pelajarannya. Setelah mengulang kelas, tingkah lakunya masih tidak terkontrol, dan kemampuan membaca serta menulisnya tidak meningkat.

Learning disability atau kesulitan belajar merupakan masalah ketidakmampuan yang tersembunyi. Masalah ini tidak seperti masalah kebutaan seseorang yang dapat segera diketahui. Seseorang yang memiliki masalah kesulitan belajar mungkin terlihat begitu pintar.

Kesulitan belajar adalah suatu masalah yang mempengaruhi kemampuan seseorang menginterpretasikan apa yang dilihat, didengar atau menghubungkan informasi dari bagian-bagian yang berbeda dalam otak. Keterbatasan ini dapat timbul dalam berbagai cara seperti masalah khusus dalam berbicara, membaca , menulis, berhitung, koordinasi, pengontrolan diri, atau perhatian.

Kesulitan belajar bisa menjadi kondisi menahun yang –dalam bebagai kasus- mempengaruhi kehidupan penderita seperti di sekolah atau pekerjaan, tugas rutin, kehidupan keluarga dan kadang-kadang hubungan pertemanan dan permainan. Beberapa orang terlihat jelas menderita beberapa ketidakmampuan, beberapa orang lainnya hanya sedikit saja.

Jenis Learning Disability.

Kesulitan belajar, tidak sama dengan penyakit cacar. Penyakit cacar mudah diketahui melalui gejala tertentu saja. Learning disability banyak kemungkinan penyebabnya, banyak gejalanya, banyak cara penanggulangannya. Karena learning disability dapat muncul dalam berbagai bentuk maka ia sulit didiagnosa atau diketahui penyebabnya.Dan tidak ada seorang pun tahu obat atau remedy yang akan menyebuhkannya

Tidak semua masalah belajar merupakan kesulitan belajar. Banyak anak-anak hanya lebih lambat mengembangkan ketrampilan tertentu. Karena anak-anak menunjukan perbedaan alamiah dalam tingkat perkembangannya, kadang-kadang yang terlihat sebagai learning disabilitiy hanyalah suatu kelambatan kematangan jiwa seseorang. Untuk mendiagnosa kesulitan belajar diperlukan kriteria tertentu yang harus ditemukan.

Kriteria dan karakteristik untuk mendiagnosa kesulitan belajar ada di buku Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders.

Kesulitan belajar dapat dikatagorikan menjadi tiga bagian;

  • Masalah bicara dan bahasa
  • Masalah keterampilan akademis
  • Masalah lain, yang termasuk masalah koordinansi dan belajar

Masalah perkembangan bicara dan bahasa

Masalah kemampuan bicara dan bahasa sering merupakan penunjuk paling awal ketidakmampuan belajar. Orang dengan masalah perkembangan bicara dan bahasa memiliki kesulitan memproduksi suara, menggunakan suara untuk berkomunukasi atau mengerti apa yang orang lain katakan. Tergantung masalahnya, diagnose khusus antara lain

  • Masalah perkembangan artikulasi
  • Masalah perkembangan mengekspresikan bahasa
  • Masalah perkembangan menerima bahasa

Masalah perkembangan artikulasi – Anak-anak dengan masalah ini memiliki kesulitan mengatur kecepatan bicara. Atau mereka bisa lamban menghasilkan suara. Sebagai contoh, Wallace pada usia 6 tahun masih berkatan “wabbit” untuk kata “rabbit” dan “thwim” untuk kata “swim”. Masalah perkembangan artikulasi merupakan hal biasa. Masalah itu terjadi sedikitnya 10% dari anak-anak yang berusia dibawah 8 tahun. Berutunglah, masalah artikulasi dapat diatasi dengan terapi bicara.

Masalah perkembangan mengekspresikan bahasa – Beberapa anak dengan masalah ketidakmampuan mendengar bahasa memiliki masalah mengekspresikan diri lewat bahasa. Masalah itu disebut masalah perkembangan mengekspresikan bahasa. Salah satu contoh, Susan sering salah menyebut nama barang. Tentu saja, ketidakmampuan ini dapat terjadi dalam bentuk lain. Seorang anak berusia 4 tahun hanya mampu berkata dua phrasa dan seorang anak berusia 6 tahun tidak dapat menjawab pertanyaan sederhana.

Masalah perkembangan menerima bahasa – Beberapa orang memiliki kesulitan mengerti aspek-aspek tertentu dalam berbicara. Hal ini jika otak mereka tertata dalam frekwensi berbeda dan si penerima kurang mampu. Ada murid yang tidak mampu merespon namanya disebut, seorang murid taman kanak-kanak memberikan Anda “bell” ketika diminta untuk memberikan “ball”, atau seorang pekerja yang tidak dapat mengikuti aturan sederhana. Pendengaran mereka bagus, tetapi mereka tidak mengerti suara-suara tertentu, kata-kata atau kalimat yang mereka dengar. Mereka sering terlihat tidak berinisiatif. Orang-orang dengan masalah ini memiliki masalah perkembangan menerima bahasa. Karena menggunakan dan mengerti ucapan sangat berhubungan kuat, maka banyak orang dengan masalah menerima bahasa, juga memiliki masalah mengekspresikan bahasa.

Tentu saja, di taman kanak-kanak, beberapa orang salah menggunakan suara-suara, kata-kata, atau tata bahasa yang merupakan bagian normal dari belajar bebicara. Hanya saja jika masalah-masalah ini terus ada maka diperlukan perhatian.

Masalah keterampilan akademis

Murid-murid dengan masalah keterampilan akademis sering ketinggalan beberapa tahun dari teman-temannya dalam keterampilan perkembangan membaca, menulis atau aritmatika. Diagnosa-diagnosa di katagori ini antara lain:

  • Masalah perkembangan membaca
  • Masalah perkembangan menulis
  • Masalah perkembangan aritmatika

Masalah perkembangan membaca – Jenis masalah ini, juga dikenal sebagai dyslexia. Faktanya, ketidakmampuan membaca mempengaruhi sebanyak 2 sampai 8 persen murid sekolah dasar.

  • Sehubungan dengan membaca, Anda harus secara simultan melakukan hal berikut ini:
  • Fokus perhatian kepada tanda baca dan mengontrol pergerakan mata melintasi halaman
  • Menyadari suara sehubungan dengan huruf-huruf
  • Mengerti kata dan tata bahasa
  • Membangun gagasan dan gambar
  • Membandingkan gagasan baru dengan gagasan yang telah diketahui
  • Menyimpan gagasan di memori

Mengejakan pekerjaan secara serentak membutuhkan jaringan sel saraf yang bagus yang menghubungkan pusat otak visi, bahasa dan memori

Seseorang dapat memiliki masalah-masalah dalam tugasnya yang melibatkkan membaca. Ilmuwan telah menemukan bahwa beberapa orang dengan masalah dyslexia membagi ketidakmampuan mereka dengan cara membedakan atau memisahkan suara dalam percakapan mereka. Dennis, sebagai contoh, tidak dapat mengidentifikasi kata “bat” dengan menyuarakan huruf secara mengeja b-a-t. Anak yang lain dengan masalah dyslexia mungkin memiliki kesulitian dengan permainan sajak seperti “cat” dengan “bat”. Bagaimanapun ilmuwan telah menemukan keterampilan dasar cara membaca. Beruntung juga, tenaga ahli membaca telah mengembangkan tehnik yang dapat membantu banyak anak-anak dengan masalah dyslexia.

Bagaimanapun, kita lebih banyak membaca daripada mengerti kata-kata. Jika otak tidak dapat membentuk gambar atau menghubungkan gagasan baru kepada gagasan-gagasan yang telah disimpan di memori, maka pembaca tidak dapat mengerti atau mengingat konsep baru. Oleh karena itu jenis lain dari ketidakmampuan membaca dapat timbul di tingkat yang lebih tinggi ketika focus membaca berubah dari pengidentifikasian kata ke pengertian.

Masalah perkembangan menulis – Menulis,juga,melibatkan beberapa area otak dan fungsinya. Jaringan otak untuk kosa kata, tata bahasa, pergerakan tangan, dan memori semuanya harus bekerja secara teratur. Oleh sebab itu, masalah perkembangan menulis bisa iadi disebabkan oleh permasalahan di area-area ini. Sebagai contoh, Dennis yang mampu membedaan sikwen suara dalam suatu kata mempunyai problem dalam mengeja. Seorang anak dengan masalah menulis –khususnya yang bermasalah dengan mengekspresikan bahasa- tidak dapat mengarang dengan sempurna, dan membuat kalimat secara benar menurut aturan tata bahasa.

Masalah perkembangan aritmatika – Jika Anda ragu-ragu bahwa aritmatika merupakan proses yang komplek, pikirkanlah langkah-langkah yang Anda ambil untuk menjawab problem sederhana seperti berapa 25 dibagi 3?

Aritmatika melibatkan pengenalan angka-angka dan symbol-simbol, mengingat fakta-fakta seperti table perkalian, mengatur angka-angka, dan mengerti konsep abstrak seperti menempatkan nilai dan pecahan. Beberapa diantaranya memang sulit untuk anak-anak dengan masalah perkembangan aritmatika. Masalah-masalah dengan angka-angka atau konsep dasar tampaknya terlihat diawal. Ketidamampuan yang muncul ditingkat selanjutnya lebih sering berhubungan dengan masalah-masalah menentukan apakah sesuatu itu benar setelah diperoleh fakta-fakta

Banyak aspek-aspek berbicara, mendengar, membaca, menulis dan aritmatika tumpang tindih dan terbangun pada kemampuan otak yang sama. Oleh sebab itu, jangan terkejut seandainya seseorang terdiagnosa memiliki lebih banyak memiliki ketidakmampuan belajar lebih daripada satu. Sebagai contoh, kemampuan mengerti bahasa terletak pada belajar berbicara. Oleh karena itu, masalah yang menghalangi kemampuan mengerti bahasa akan juga berhubungan dengan pengembangan pengucapan yang bergantian menghalangi belajar membaca dan menulis. Sedikit gap di otak dapat merusak berbagai jenis aktifitas.

Ketidakmampuan belajar lainnya

Tercatat katagori tambahan seperti masalah keterampilan motorik dan masalah perkembangan tertentu. Dignosa-diagnosa ini meliputi kelambatan belajar bahasa, akademis, dan keterampilan motorik yang dapat berpengaruh pada kemampuan membaca, tetapi tidak termasuk dalam ketidakmampuan belajar tertentu.

Masalah perhatian

Hampir 4 juta anak usia sekolah memiliki kesulitan belajar. Dari jumlah itu, sedikitnya 20 persen memiliki satu jenis permasalahan sehingga menyebabkanya tidak mampu memfokuskan perhatiannya.

Beberapa anak dan orang dewasa yang mempunyai masalah perhatian tampil suka melamun. Dan ketika Anda mendapatkan perhatiannya, pikiran mereka sering mudah melayang-layang. Susan, sebagai contoh, cenderung secara mental masuk kedalam dunianya sendiri. Anak-anak seperti Susan mungkin memiliki beberapa masalah kesulitan belajar. Jika, seperti Susan, mereka diam dan tidak menyebabkan masalah, masalah mereka mungkin terus tidak diketahui. Mereka bisa naik kelas terus tanpa perlu ada asistensi.

Lebih luas pengaruhnya terhadap anak-anak –terutama anak lelaki- kurang perhatian ada secara bersamaan dengan hyperactivity. Sebagai contoh, Dennis adalah anak ADHD –Attention Deficit Hyperactivity Disorder-. Mereka berlaku secara tiba-tiba tanpa perencanaan atau berpikir hati-hati karena mereka mau melakukannya, berlari kedalam keramaian atau menjatuhkan meja. Seperti Dennis, yang melompat di sofa sampai kelelahan, anak yang hyperactive tidak dapat duduk tenang. Mereka menjawab tanpa dipikir dan menyela pembicaraan. Dalam permainan, mereka tidak dapat menunggu gilirannya. Anak-anak dengan masalah seperti ini biasanya sulit untuk merasa sedih. Karena energinya yang meledak-ledak, anak-anak yang hyperactive sering bermasalah dengan orangtuanya, guru-guru dan teman-temannya.

Ketika remaja, hyperactivity yang bersifat phisik biasanya beralih kepada mengerak-gerakan tangan atau kaki dan tidak bisa diam. Tetapi masalah perhatian dan konsentrasi sering berlanjut terus sampai dewasa. Di kantor, orang dewasa dengan ADHD sering mempunyai masalah mengorgansasikan tugas-tugas atau menyelesaikan tugas mereka. Mereka tidak tampak mendengarkan atau mengukti petunjuk. Pekerjaan mereka mungkin kacau dan tampil ceroboh.

Masalah kesulitan perhatian, dengan atau tanpa hyperactivity, tidak dianggap sebagai kesulitan belajar. Bagaimanapun, masalah itu dapat berpengaruh secara serius terhadap nilai akademis sekolah

Sumber: www.learning-disabilities.org/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Your comment