Minggu, 12 April 2009

Robert G Allen shares with us a whole new way of thinking about money and a proven method of acquiring wealth in Creating Wealth. He also explains the nine most prevalent faulty assumptions about wealth.

False Assumption #1: Having a job is good and leads ultimately to wealth.

When Robert G Allen asked a young telephoned receptionist about the most important factor in wealth acquisition, she replied, “A good job, a great job, a fantastic job”. Millionaires rarely respond this way.

Many people thought that finding a good job, working hard, and moving up the ladder to more responsibility will take us to golden retirement years of wealth and happiness. In fact, a job is merely supports the habits we have … but it rarely leads to wealth. Wealth is when a small effort produce large result. Poverty is when large efforts produce small result.

It is not work harder, but to work smarter. A job should be looked upon as a temporary inconvenience. Having a job is necessary for awhile, but do not forget the other part of the equation. Your ultimate goal is to acquire ownership of generous source of income which flows to you regardless of your job.

False Assumption # 2: Saving your money is a good investment.

Saving money is good. It is important to the wealth building process. It is not the money saved that is important. It is the discipline required to save it. But you can’t expect your saving to carry you to wealth.

If your goal is to become wealthy, you must learn how to save smart. The money you save is only parked temporarily in liquid. The smart money is then shifted into long-range, less liquid investment, which generates wealth-producing rates of return – rates well in excess of 50% per year.

False Assumption # 3: Debt is bad – Avoid it like the plague.

It depends on the kind of debt. If it is a consumer debt, then it is a bad debt. Avoid borrowing money to buy the “appearance of wealth” which lose value and are often worthless before debt is paid.

Investment debt is worth. You can never become wealthy without going into some form of investment debt.

False Assumption # 4: Security is good.

Security is only illusion.

How dangerous it is to assume that security is good! The more you love security the more likely you will avoid risk. And if you avoid risk, you also avoid opportunity, because risk is the price you pay for opportunity. You can’t hate risk and hope freedom.

Risk is an essential part of progress. Learn to view it positively, as an essential step in the road to wealth.

Come in out the risk! There is no such thing as security. There are only varying degrees of risk.

False Assumption # 5: Failure is bad

Failure is a very important of success. If you develop a positive mental attitude about failure, you can learn a great deal from it. You will develop ingenuity, flexibility, and ability to create new ways of achieving goals. When you fail for a time to obtain something you really want, you join the ranks of some pretty important people.

Herb True once said, “What people don’t realize is that successful people often have more failures do. But they keep going”.

Failure is not bad. In fact, one good failure can teach you more about success than four years at the best university. Failure can be the best thing that ever happened to you.

False Assumption # 6: Wealth is measured in material possessions.

Wealth is not money. Money is just the appearance of wealth. The form but not the substance. Wealth is thoughts, not things. You can be wealthy without having lots of money. And you can be rich and not be wealthy. Hollis Norton says, “Broke is a temporary condition. Poor is a state of mind”.

False Assumption # 7: The government, my employee, or someone else is responsible for my financial well-being.

People have ceased to assume personal responsibility for their financial well-being and assume that the government is responsible. Today, we expect government to bail out everything from defunct major corporations to insolvent municipalities.

Government is not the answer. The answer lies in us. We alone are responsible for our ultimate financial welfare. The sooner we realize this, the quicker we can start on the road to wealth.

False Assumption # 8: The acquiring of wealth is a win/lose game.

Many people think that one has to be a greedy SOB to “make it”. Do not have to be filthy to be filthy rich. Do not have to steal from someone’s pile in order to create a large pile for our self. There is such a thing as creating win / win wealth.

False Assumption # 9: It takes money to make money.

Robert G Allen said, “It does take money to make money – but it does not have to be your own money.

---
Robert G Allen is an investor, author and lecturer.
His books: Nothing Down, Creating Wealth etc
Courtesy to: Robert G Allen



Translated into Indonesian language

Robert G Allen berbagi pemikiran baru tentang uang dan suatu metode yang telah terbukti tentang menciptakan kekayaan dalam bukunya berjudul Creating Wealth. Dia juga menjelaskan sembilan asumsi salah tentang kekayaan.

Kesalahan asumsi ke 1: Memiliki pekerjaan adalah bagus dan mengarahkan kepada kekayaan.

Ketika Roberti G Allen bertanya kepada seorang resepsionis tentang factor yang paling penting dalam mencapai kekayaan, resepsionis itu menjawab, “Pekerjaan bagus, hebat dan fantastis”. Para milioner jarang sekali menjawab seperti itu.

Banyak orang berpikir bahwa memiliki pekerjaan bagus, mendapat kedudukan tinggi akan membuat seseorang menuju masa pension yang menyenangkan dan bahagia. Kenyataannya pekerjaan hanya mendukung kebiasaan yang kita punya –seperti makan… tetapi tidak mengarahkan kepada kekayaan. Kekayaan adalah ketika usaha sedikit mengasilkan hasil besar. Kemiskinan adalah usaha besar menghasilkan hasil kecil.

Bukanlah bekerja keras, tetapi bekerja lebih pintar. Pekerjaan seharusnya dilihat sebagai suatu hal yang bersifat sewaktu-waktu. Memiliki pekerjaan adalah penting untuk sementara waktu, tapi jangan melupakan bagian lainnya. Target utama Anda adalah memilik kepemilikan sumber pendapatan yang bagus yang mengalir kepada Anda, tetapi tidak ada hubungannya dengan pekerjaan Anda.

Kesalahan asumsi ke 2: Menyimpan uang Anda adalah investasi bagus.

Menabung adalah bagus. Menabung adalah penting sebagai suatu proses membangun kekayaan. Yang penting sebetulnya bukan uang yang ditabung tetapi disiplin menabung. Bagaimnapun, Anda tidak boleh berharap tabungan Anda akan membawa kepada kekayaan.

Seandainya tujuan Anda adalah menjadi kaya, Anda harus berlajar bagaiamana menyimpan uang dengan pintar. Uang yang Anda tabung hanya diparkir sementara sebagai likuiditas. Uang pintar disimpan dalam jangka waktu panjang, dalam bentuk investasi yang kurang likuid yang akan menghasilkan tingkat pengembalian besar.

Kesalahan asumsi ke 3: Hutang adalah jelek – Hindari hutang seperti menghindari jigong.

Tergantung peruntukan hutang itu. Jika hutang itu adalah hutang untuk keperluan belanja, maka hutang itu merupakan hutang yang jelek. Hindarilah meminjam uang untuk membeli “penampilan kaya”, yang sebenarnya mengurangi nilai dan sering tidak bermanfaat sebelum hutang tersebut lunas.

Hutang untuk investasi adalah bermanfaat. Anda tidak dapat menjadi kaya tanpa menggunakan investment debt.

Kesalahan asumsi ke 4: Jaminan adalah bagus.

Jaminan hanyalah sebuah ilusi.

Betapa berbahaya berasumsi bahwa jaminan adalah bagus. Semakin Anda suka jaminan, semakin Anda akan menghindari resiko. Dan jika Anda menghindari resiko, Anda juga menghindari kesempatan, karena resiko adalah harga yang Anda bayar untuk suatu kesempatan. Anda tidak boleh membenci resiko dan berharap kebebasan.

Resiko adalah bagian penting dari suatu kemajuan. Belajarlah melihatnya secara positif, sebagai langkah penting dalam menuju kaya.

Hadapilah resiko. Tidak ada jaminan. Yang ada hanyalah berbagai tingkat resiko.

Kesalahan asumsi ke 5: Kegagalan adalah buruk

Kegagalan merupakan hal sangat penting dalam kesuksesan. Jika Anda mengembangkan sikap mental positip tentang kegagalan, anda dapat belajar banyak hal dari kegagalan itu. Anda akan mengembangkan kemampuan menemukan cara mengatasi problem, mampu berubah sesuai kondisi, dan kemampuan menciptakan cara-car baru mencapai tujuan Anda. Bila Anda gagal mendapatkan sesuatu yang diinginkan, artinya Anda bergabung dengan orang-orang penting.

Peribahasa mengatakan, “Yang tidak disadari oleh orang banyak adalah orang-orang sukses sering melakukan banyak kegagalan. Tetapi mereka tidak berhenti”

Kegagalan tidak jelek. Faktanya, satu kegagalan dapat mengajarkan Anda lebih banyak lagi mengenai kesuksesan daripada empat tahun di univesitras terbaik. Kegagalan dapat menjadi sesuatu yang sangat baik yang pernah terjadi kepada Anda.

Kesalahan asumsi ke 6: Kekayaan diukur dalam kepemilikan material.

Kekayaan bukan uang. Uang hanya penampilan dari kekayaan. Uang adalah suatu bentuk, tetapi bukan substansi dari kekayaan. Kekayaan adalah pikiran, bukan benda. Anda dapat merasa kaya tanpa memiliki banyak uang. Dan Anda adalah kaya, tetapi tidak merasa kaya. Holis Norton mengatakan, “Bangkrut adalah kondisi sementara. Miskin adalah sebuah pemikiran”.

Kesalahan asumsi ke 7: Pemerintah, majikan saya, atau seseorang adalah yang bertanggung jawab terhadap keuangan saya

Orang-orang berasumsi bahwa pemerintah bertanggung jawab atas keuangan mereka. Sekarang, kita berharap pemerintah memberikan bantuan terhadap segala hal.

Pemerintah bukanlah jawaban dari masalah keuangan Anda. Jawabnnya ada pada diri kita sendiri. Kita sendiri bertanggung jawab atas keuangan kita. Lebih cepat kita menyadari hal ini, semakin cepat kita dapat memulai menuju jalan ke kaya.

Kesalahan asumsi ke 8: Kaya adalah permainan menang atau kalah.

Banyak orang berpikir bahwa seseorang harus serakah untuk menjadi kaya. Jangan curang untuk menjadi kaya. Jangan mencuri milik orang lain untuk menimbun kepemilikan kamu. Ciptakanlah sama-sama menang.

Kesalahan asumsi ke 9: Untuk mendapatkan uang, diperlukan uang.

Robert G Allen mengatakan, “Betul, untuk mendapatkan uang diperlukan uang – tetapi bukan berarti dari kantong Anda sendiri”.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Your comment