Sabtu, 24 Januari 2015

Kemiskinan kita sesungguhnya diciptakan.

"Dalam negara yang salah urus, tidak ada persoalan yang lebih besar selain kemiskinan. kemiskinan membuat jutaan anak-anak kita tidak dapat memperoleh pendidikan bermutu, tidak mampu membiayai kesehatan, tidak mampu menabung, minim akses kepada pelayanan publik, minim lapangan pekerjaan, tidak memiliki jaminan sosial, perlindungan terhadap keluarga, meningkatkan arus urbanisasi ke kota, bahkan kemiskinan menyebabkan jutaan rakyat membatasi pemenuhan kebutuhan pangan, sandang dan papan. Kemiskinan menyebabkan masyarakat desa rela mengorbankan apa saja demi keselamatan hidup, safety life", begitulah pendapat James C. Scott.

Kemiskinan di Indonesia cenderung disebabkan faktor struktural. Kemisknan struktural artinya ketidak-merataan terhadap sumberdaya karena struktur dan peran seseorang dalam masyarakat. Sritua Arief berpendapat bahwa faktor struktural yaitu kemiskinan yang diakibatkan oleh bobroknya kinerja Pemerintah, banyaknya KKN sehingga distribusi kekayaan negara yang berlimpah tidak pernah sampai dan adil kepada masyarakat kelas bawah. Kekayaan negara dikuasi oleh kalangan elit tertentu, Pemerintah, aparat birokrat dan sebahagiaan orang kalangan menengah atas saja. Yang miskin semakin susah dan melarat sedangkan yang kaya semain haus oleh kekayaan dan hidupnya semakin konsumtif."

 Solusinya antara lain harus ada suatu kebijakan pemerintah yang berpihak kepada rakyat miskin sambil berfokus kepada peningkatan sumber daya manusia melalui penyediaan pendidikan bermutu. Kebijakan pemerintah juga seharusnya tidak memberikan ruang kebebasan kepada kapitalis atau neo liberal yang sudah pasti bermaksud menguras kekayaan alam kita demi keuntungan mereka semata-mata. Selain itu, masyarakat harus tetap diyakinkan bahwa bekerja keras adalah sumber keberhasilan, sebaliknya kemalasan adalah "terkutuk". Koes Plus menembangkan lagu "Kolam Susu" yang sesungguhnya memberikan gambaran betapa kaya Indonesia.  Indonesia memang kaya tetapi kita miskin karena dimiskinkan.

Tangerang, 24 Okt 2013
Aziz Taufiq

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Your comment