Jumat, 20 Maret 2015

Siapa yang diuntungkan dengan kondisi ini?

“Apabila suatu perkara diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah kehancurannya”.  Siapa pun dia yang pertama-tama mengungkapkannya,  ungkapan ini selalu terbukti.Sehubungan ungkapan itu dengan kondisi Indonesia “galau” seperti sekarang ini, siapakah yang menjadi sumbu penyulut kehancuran dan patut dipersalahkan? Kita sebagai rakyat yang memberikan kepercayaan kepada Jokowi sebagai presiden atau Jokowi  yang menerima  kepercayaan rakyat?

Kita sebagai rakyat sering terjebak dalam istilah “Tak ada rotan akar pun jadi” atau istilah lainnya, “ Ia adalah pilihan buruk daripada pilihan-pilihan paling buruk”. Ditambah lagi oleh “gorengan” media dalam menciptakan opini publik sehingga tembaga tampil seperti emas. Sementara itu, adakah jabatan yang lebih tinggi dan penting  di suatu negara selain presiden yang dengan mudah ditolak seseorang? Demikianlah beberapa faktor dari banyak faktor lainnya sehingga Jokowi menjadi presiden.

Nah, kondisi Indonesia “galau” ini diterus tandai dengan demo-demo mahasiswa di beberapa kota besar yang sering menjadi pemicu demo rakyat. Tuntutan mereka pun kurang lebih sama dengan demo-demo besar yakni turunkan harga, berantas korupsi dan seterusnya. Kita tentu saja berharap huru-hara tidak terjadi lagi seperti tahun 1998 yang mana bentrokan antara pemerintah dengan bala tentaranya berhadapan langsung dengan rakyat, lalu berujung kepada penggantian suatu pemerintahan.

Kita boleh mencari jawaban siapa yang salah atau yang paling bersalah sehubungan dengan kondisi Indonesia  “galau” ini. Jawaban kita boleh berdasarkan nilai etika, profesionalisme, politik  atau apa saja. Tetapi terlepas dari siapa yang bersalah, pertanyaan lain yang perlu dijawab lebih dahulu adalah siapa yang diuntungkan dari kondisi Indonesia yang sedang “sempoyongan” ini,  apalagi jika kondisi perpecahan di negara-negara Timur Tengah berpindah ke Indonesia.

Perlu diingat, kita memiliki banyak sumber yang mana negara lain tidak memilikinya.Oleh sebab itu, kelak, marilah kita memilih pemimpin yang benar-benar negarawan yang berkualitas! 

Aziz Taufiq, 21 Maret 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Your comment